Entri Populer

foto

foto

Cari Blog Ini

Senin, 22 Juli 2013

Resiko Pilot Tempur vs Resiko Pendaki Gunung

Besar mana ya ? resiko Pilot tempur dan Pendaki Gunung? he he kalau dimasa damai seperti gini, ya Pendaki gununglah yang lebih besar resikonya. lho kenapa? dari rumus yang ada, bahwa Resiko adalah hasil dari perkalian Severity (keparahan) x Probability (kemungkinan) selain itu memperhitungkan juga, kondisi dari prosedur/sistem, peralatan dan pelakunya sendiri. kalau kita lihat keparahan si Pilot tempur paling tinggi nilainya, kalau jatuh atau tertembak langsung mati urusannya, probabilitynya kita bisa hitung2 berapa kali biasanya insiden terjadi pada populasi dan aktifitas si pilot tempur. bandingkan dengan insident yang terjadi pada si pendaki gunung berapa kali biasanya terjadi pada populasi dan aktifitasnya. hasil dari pengamatan yang ada di indonesia ini, setiap pendakian bagi si pendaki gunung pasti menghasilkan insident dalam bentuk nearmiss (nyaris celaka)ataupun yang paling sial ya accident(celaka) kenapa bisa demikian karena banyak para pendaki melakukan pendakiannya tanpa mempersiapkan dengan baik, seperti disinggung diatas, resiko selain Severity x probability, ditentukan juga oleh prosedur yang kerap dilanggar oleh pendaki, peralatan yang ampun boro2 memadai dan yang terakhir oleh sipendakinya sendiri yang pas2an skill maupun ilmunya. lihat sebaliknya pada si pilot tempur, mereka didukung oleh prosedur dan aturan yang ketat, peralatan canggih yang harus selalu akurat dan pilot yg terlatih. well, well jadi gede mana ya resiko si pendaki atau si pilot tempur saya kira anda sudah tahu jawabannya. Mendakilah dengan selamat !!!! salam

Rabu, 19 Januari 2011

KAFIYEH

Siapa yang tidak mengenal Kafiyeh ini, ia adalah selembar kain scarf tradisional masyarakat palestina, yang pada akhirnya menjadi simbol perjuangan masyarakat Palestina terhadap penjajah Israel. Dikalangan petualang dikenal juga Bandana atau Syal dengan ukuran yang lebih kecil dari kafiyeh. Fungsinya macam2 mulai dari handuk/lap, bebat, pengukur jarak, kain bidai, penanda o


rganisasi, ikat kepala dsb, fungsi itu tidak jauh dari fungsi Kafiyeh yang digunakan para pejuang palestina. Rasanya mantap juga bila petualang menggunakan kafiyeh ini, lumayan, bisa jadi penghangat leher juga bila kedinginan, bahkan beberapa pasukan NATO dan amerika menggunakan yang satu ini dalam pertempurannya, dan saat ini para model dan remaja2 di eropa pun cukup berminat dengan kafiyeh.

Selasa, 11 Januari 2011

Mengenal Indosat Rescue Squad


Berawal dari beruntunnya bencana di tanah air mulai dari gempa besar di Aceh yang mengakibatkan tsunami lalu gempa Jogja, hingga tsunami di Pangandaran.
Akhirnya berdasarkan keputusan manajemennya, Indosat membentuk tim SAR pada Des 2006. Tim yang baru saja terbentuk ini, di Awal Feb 2007 sudah dihadapkan banjir besar jakarta, yang menenggelamkan 1/4 kota Jakarta beserta satelitnya Tangerang & Bekasi. Dengan Misi menyelamatkan Manusia, Perangkat dan kelangsungan operasinya, Tim SAR Indosat menjadi pelopor Tim SAR dari operator Telekomunikasi. Dan pada banjir jakarta 2007 itu Tim ini menjadi idola sebagian penduduk Jakarta, Tangerang dan Bekasi karena kegesitannya dalam menolong mereka, Tim ini juga me"recovery" jaringan telekomunikasinya sehingga tetap dapat memberikan layanan pada masyarakat. Dari cikal bakalnya di Jakarta, tim SAR ini, saat ini telah berubah menjadi Indosat Rescue Squad yang telah tersebar di 8 regionalnya di seluruh indonesia. Tim ini juga berkemampuan untuk bergerak menjadi tim rescue di segala jenis bencana, seperti Fire Rescue untuk antisipasi kebakaran, Explorer Rescue untuk antisipasi putusnya akses jalan menuju korban dan BTS, Water Rescue untuk bencana banjir, Vertical Rescue untuk evakuasi gedung tinggi, serta berkemampuan menjadi seorang First Aider bahkan kedepannya berkemampuan MFR (Medical First Responder) dan USAR (Urban SAR) utk mengantisipasi bencana perkotaan seperti kecelakaan2 kerja, tabrakan, gedung runtuh dsb.
seperti motonya "We Row, Hike and Climb for Rescue" Indosat Rescue Squad akan terus berlatih untuk menolong sesama hidup.

Bravo Indosat Rescue !!

Jumat, 07 Januari 2011

Manajemen Perjalanan untuk bertualang

Manajemen Perjalanan (Trip Management)

Definisi
Secara umum Perjalanan adalah sebuah bentuk aktifitas yang mengakibatkan kita berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Ada perjalanan yang perlu waktu singkat dan ada juga perjalanan yang perlu waktu lama, ada perjalanan bisa dilakukan sendiri dan ada juga yg harus berkelompok dsb.

Maka perjalanan itu memerlukan sebuah “PERENCANAAN” atau “MANAJEMEN” agar tujuannya dapat tercapai.

Kapan Diperlukan dan Untuk Apa ?
Sebelumnya, sebagai tahap persiapan
Pada hari H, sebagai panduan pelaksanaan
Setelahnya, sebagai tahap pelaporan

Untuk Mengantisipasi Segala Kemungkinan Terburuk
Untuk Memberi Kenikmatan Perjalanan
Untuk Membuat Sebuah Referensi dan Dokumentasi

Kemampuan Apa yang dibutuhkan Petualang ? :

Kemampuan Teknis
Kemampuan Fisik
Kemampuan Mental
Kemampuan Memahami Alam

Kemampuan2 tersebut Wajib dikuasai dalam setiap kegiatan alam terbuka khususnya yang ingin lebih serius dan menempuh perjalanan yang lebih beresiko tinggi!

Jenis Bahaya dalam Petualangan :
Bahaya Subjektif : Bahaya yang disebabkan dari diri sendiri – lebih mudah diantisipasi

Bahaya Objektif : Bahaya yang disebabkan dari Alam / kondisi – lebih sulit dihindari

Ingat ! Kecelakaan lebih banyak karena kelalaian Manusianya dibanding oleh keganasan Alamnya !

Faktor Alam : mencakup pemahaman lokasi tujuan, medan, iklim dan berbagai hal menyangkut lingkungan yang dituju.
Faktor Personil : mencakup cara pemilihan tim, kepemimpinan, organisasi, dan berbagai hal menyangkut kemampuan personil.
Faktor Penyelenggaraan : mencakup Faktor Teknis, Non Teknis dan Semi Teknis

Ingat ! Kekuatan sebuah Tim terletak pada anggota yang Terlemah !!


Rencana Operasi Perjalanan adalah sebuah “Run Down” detail tahapan2 apa saja yang akan kita lakukan dalam sebuah perjalanan. Mencakup seluruh aktifitas perjalanan seperti : Pembagian tugas, Skenario Emergensi (ERP), Komunikasi, Perbekalan, Dokumentasi, Transportasi dsb

Naismith’s Rule adalah cara klasik dalam memperkirakan waktu tempuh, hal ini berguna dalam manajemen perjalanan kita

Kecepatan rata-rata orang berjalan di medan datar tanpa rintangan adalah 5 Km/jam
Setiap kenaikan ketinggian 300 m ditambah 0,5 jam
Setiap penurunan 300 m ditambah 10 menit

selamat bertualang dan kembalilah dengan selamat !

Selasa, 04 Januari 2011

SASARAN PUKULAN KITA BILA TERDESAK

Dalam bertualang terkadang kita banyak memasuki daerah-daerah yang tidak aman, daerah yang benar-benar baru didatangi oleh kita, dalam keadaan terdesak terkadang hanya kitalah yang bisa menolong kita. beberapa kali ada kejadian para petualang diganggu oleh penjahat. Jadi apa yang bisa kita lakukan selain membela diri, tidak ada selain membela diri itu sendiri. berikut gambar yang memudahkan kita untuk mengetahui sasaran yang paling mematikan apabila kita diganggu penjahat. setelah itu lari dan berteriak.


selamat bertualang dengan aman !

Senin, 03 Januari 2011

Tim 7 Summits Indonesia - Wanadri


Tim 7 Summits Indinesia - Wanadri , Mencapai Puncak Aconcagua - Argentina
Puente del Inca 2 Jan 2011, 16.23

Sebelumnya pada akhir Desember 2010 lalu 3 pendaki Wanadri termasuk ketua Tim Pendakinta Ardhesir Yaftebbi, berhasil mencapai puncak bersama Martin Rimbawan dan Fadjri Al Luthfi, kali ini 3 orang lainnya telah mencapainya juga. seperti berita langsung dari Ketua Tim pendaki dibawah ini pada manager base camp. Galih Donikara.

Salam, Pak Galih dan saudaraku di Tanah air, Saya baru saja dapat informasi via radio dari Base Camp Aymara di Plaza de Mulas 4.300 m. Saudara kita 3 orang, Nurhuda, Iwan Irawan dan Popo Nurrakhman (Metro TV), hari ini tanggal 2 Januari sekitar pukul 16.00 waktu Argentina, telah berhasil mencapai titik tertinggi Gunung Aconcagua 6.962 m.

Ketiganya sampai dengan berita ini dikirim, masih berada di sekitar kawasan puncak, dan akan segera turun kembali menuju Camp 3 Colera 5.950 m. Ketiganya dalam kondisi sehat walafiat. Besok pagi, 3 Jan 2011, ketiganya akan turun dari Camp 3 Colera, langsung ke Base Camp Plaza de Mulas 4.300 m. Disana mereka bermalam dan tgl 4 Jan akan turun dan bergabung dengan tim yang lain, yang telah menunggu di Puente del Inca. Tgl 4 Jan, seluruh tim akan bergeser ke Mendoza.
Terima kasih sebesar-besarnya pada seluruh saudaraku yang turut mendoakan keberhasilan ekspedisi ini. Mohon terus dukungannya sampai kami tiba kembali di Tanah air tanggal 10 Jan nanti.
Sekian, sekilat info dari lapangan.

Salam 7S,
Ardeshir Yaftebbi
W 859 Hujan Rimba
Dantim Pendaki

Senin, 27 Desember 2010

Pelatihan & Perlengkapan Rescue

Pada saat ini Tanah air Indonesia tengah banyak dilanda bencana, mulai dari gempa bumi yang mengakibatkan tanah longsor, tsunami ada lagi meletusnya gunung dan banjir. Semua itu mengharuskan kita harus selalu siap mengantisipasinya. Perusahaan-perusahaan apalagi perusahaan besar dituntut untuk berperan serta membantu meringankan dampak dari bencana tersebut dengan program CSRnya, disamping itu perusahaan-perusahaan dituntut pula untuk mengamankan aset perusahaannya baik aset manusia maupun peralatan produksinya. Untuk itu kami merasa memepunyai tanggung jawab moral untuk membantu melatih perusahaan-perusahaan dalam menghadapi bencana, baik antisipasi, mitigasi, tanggap darurat hingga recovery. Kami mempunyai pengalaman yang cukup dalam melatih juga sebagai praktisi dilapangan, ingin melakukan sharing pada perusahaan-perusahaan atau instansi-instansi yang membutuhkan "pasukan trampil" dalam : Explorer Rescue yaitu model penyelamatan yang melatih pasukan mempunyai daya jelajah tinggi di medan gunung-hutan untuk diimplementasikan pada saat terjadi bencana yang mengakibatkan akses terputus dan mengharuskan menempuh medan2 sulit atau pencarian orang/aset hilang di medan gunung hutan. Water Rescue : Untuk mengantisipasi bencana banjir, atau pencarian orang disungai. Vertical Rescue untuk melatih evakuasi gedung tinggi atau penyelamatan2 pada medan vertical dengan ketinggian. dan Rescue2 lainnya sesuai kebutuhan perusahaan. kami juga menyediakan berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam Rescue.
Untuk informasi silahkan hub : Rahmat Sofyan (0856.7842356) Rumah Petualang Jl Pahlawan 12A Kalibata.

Rabu, 26 Mei 2010

7 langkah bila gempa bumi

So sorry masih in english ya

Earthquakes are inevitable, but the damage from earthquakes is not- even in a large earthquake on the San Andreas fault such as the one described on previous pages. Many people think the destruction caused by earthquakes is unavoidable, and that our only option is to pick up the pieces after the shaking stops. Actually, almost all earthquake damages and losses can be reduced by steps you take before, during, and after. Many also think that all the damage and injuries from earthquakes comes from collapsing buildings. Again, this isn't the case. As buildings are designed better, more of the losses in earthquakes are from objects that break or fall on people causing injury.

The seven steps that follow include a range of actions to do before, during, and after earthquakes in order to be safe and reduce potential damage. In addition to following the steps at home, they should also be followed in schools, workplaces, and other facilities. If we all follow these steps, we may save billions of dollars and prevent countless casualties in the next large earthquake.

We're all in this together, so talk to your family, friends, neighbors, and co-workers about what you've learned in this handbook about earthquakes in southern California. Then discuss what everyone has done to prepare and plan together what else can be done. Visit www.daretoprepare.org for instructions and resources to help you act now.


Follow these seven steps to prepare your home, your school and your workplace for our next earthquake.

1. Identify potential hazards in your home and begin to fix them.
Earthquake safety is more than minimizing damage to buildings. We must also secure the contents of our buildings to reduce the risk to our lives and our pocketbooks.

Several people died and thousands were injured in the Northridge earthquake because of unsecured building contents such as toppling bookcases. Many billions of dollars were lost due to this type of damage. Much of this damage and injury could have been prevented in advance through simple actions to secure buildings and contents.

You should secure anything 1) heavy enough to hurt you if it falls on you, or 2) fragile and/or expensive enough to be a significant loss if it falls. In addition to contents within your living space, also secure items in other areas, such as your garage,to reduce damage to vehicles or hazardous material spills.

There may be simple actions you can do right now that will protect you if an earthquake happens tomorrow. START NOW by moving furniture such as bookcases away from beds, sofas, or other places where people sit or sleep. Move heavy objects to lower shelves. Then begin to look for other items in your home that may be hazardous in an earthquake.

Some of the actions recommended on this page may take a bit longer to complete, but all are relatively simple. Most hardware stores and home centers now carry earthquake safety straps, fasteners, and adhesives.

In the kitchen
Unsecured cabinet doors fly open during earthquakes, allowing glassware and dishes to crash to the floor. Many types of latches are available to prevent this: child-proof latches, hook and eye latches, or positive catch latches designed for boats. Gas appliances should have flexible connectors to reduce the risk of fire. Secure refrigerators and other major appliances to walls using earthquake appliance straps.

Objects on open shelves and tabletops
Collectibles, pottery objects, and lamps can become deadly projectiles. Use either hook and loop fasteners on the table and object, or non-damaging adhesives such as earthquake putty, clear quake gel, or microcrystalline wax to secure breakables in place. Move heavy items and breakables to lower shelves.

Hanging objects
Mirrors, framed pictures, and other objects should be hung from closed hooks so that they can't bounce off the walls. Pictures and mirrors can also be secured at their corners with earthquake putty. Only soft art such as tapestries should be placed over beds or sofas.

Electronics
Televisions, stereos, computers and microwaves and other electronics are heavy and costly to replace. They can be secured with flexible nylon straps and buckles for easy removal and relocation.

Furniture
Secure the tops of all top-heavy furniture, such as bookcases and file cabinets, to a wall. Be sure to anchor to the stud, and not just to the drywall. Flexible fasteners such as nylon straps allow tall objects to sway without falling over, reducing the strain on the studs. Loose shelving can also be secured by applying earthquake putty on each corner bracket.

In the garage or utility room
Items stored in garages and utility rooms can fall, causing injuries, damage, and hazardous spills or leaks. They can also block access to vehicles and exits. Move flammable or hazardous materials to lower shelves or the floor.

Water heater
Unsecured water heaters often fall over, rupturing rigid water and gas connections. If your water heater does not have two straps around it that are screwed into the studs or masonry of the wall, then it is not properly braced. This illustration shows one method of bracing a water heater. Bracing kits are available that make this process simple. Have a plumber install flexible (corrugated) copper water connectors, if not already done.

Bersambung...............